Rabu, 30 Juni 2021

TULISAN KEEMPAT DI BLOG KU
Sering Aku mendengarkan kata Ilmu Padi saat Aku masih di bangku sekolah. Kata-kata tersebut sering diucapkan oleh Emakku, Orang tua temanku, guruku, bahkan penjual makanan langgananku pun sering mengatakan kata tersebut. Ilmu Padi bagiku adalah Ilmu yang mumpuni jika dilakukan dimana saja Aku berada. Ilmu Padi bukan sembarang ilmu. Tidak semua orang lulus ujian secara sempurna pada materi Ilmu Padi. Aku pun sering gagal mengikuti ujian Ilmu Padi.

Contoh kegagalan yang pernah Aku alami belum lama ini yaitu saat Aku mendampingi anakku dalam proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Saat itu, Guru anakku mengirim materi dalam bentuk Video di You Tube dan soal dalam bentuk teks ke WA grup Orang Tua kelas anakku. Sebelum Aku menshare tugas dari Gurunya ke handpone anakku, terlebih dahulu Aku menyimak isi video dan membaca soal yang dikirim guru anakku. Aku menganggap bahwa isi materi yang ada di video kali ini mudah untuk dicerna anakku tanpa aku harus melakukan pendampingan dari awal hingga akhir, karena masih termasuk ilmu dasar penjumlahan. 

Selesai menshare tugas ke handpone anakku, kuberi tahu anakku untuk menyimak isi video lalu salin soal yang diberikan Bu Guru ke buku tulis, dan cari jawabannya di video. Sebentar-sebentar anakku bertanya tentang bagaimana rumus untuk menjawab soal. Sambil melayani Peserta Didikku, Aku menjawab pertanyaan anakku. Lama kelamaan ternyata volume kesabaranku dalam memberikan pelayanan bimbingan kepada anakku mulai turun. Tanpa berpikir panjang aku melontarkan kata-kata yang tidak bermanfaat untuk anakku. "Gitu aja kok nggak bisa sih Dik!"

Kata yang pendek, tapi dampaknya sangat dahsyat untuk anak yang tidak siap menerima jika kelemahannya diungkap dan kebingungannya saat itu tidak mendapatkan solusi yang tepat. Akhirnya tanpa berkata-kata anakku melihat ulang video tersebut, tidak lama kemudian langsung meletakkan pinsil dan handpone di atas buku tulisnya. Ku lihat dari kejauhan, wajahnya menyiratkan kelelahan dan kejenuhan. Aku menyesal sudah mengeluarkan kata-kata yang tidak tepat untuk anakku. Ternyata kata-kata tersebut bagi anakku bukanlah merupakan kata motivasi.

Selesai Aku memberikan pelayanan kepada Peserta Didikku, Aku menghampiri anakku. Kubelai rambutnya dan kutanyakan kepadanya "Soal yang mana yang agak susah Dik?", "Yok kita buka lagi videonya trus kita kerjakan bareng". Seketika anakku mulai bersemangat kembali. 

Tidak semua ilmu bisa dicerna dengan sempurna pada tiap individu. Aku menganggap ilmu yang dikirim Guru anakku pasti bisa dimengerti oleh anakku, karena Aku menganggap ilmu tersebut masih dasar dan mudah. 

Itu baru satu contoh kegagalanku saat ujian Ilmu Padi. Masih banyak contoh kegagalan yang kualami. Tapi paling tidak aku berusaha untuk meminimalisir kegagalanku disetiap ujian. Belajar Ilmu Padi bisa dimana saja tapi ujiannya setiap saat dan tidak terduga. 

Ilmu Padi merupakan peribahasa yang umum dipakai dalam keseharian. Ilmu Padi bukanlah ilmu dalam arti sebenarnya, tetapi merupakan suatu pandangan filosofi hidup pada masyarakat Asia Tenggara, yang diilhami dari perkembangan bulir padi sejak berbunga hingga berisi penuh bulirnya. Sering dipakai oleh orang tua untuk menasehati anaknya agar tak sombong jika punya pengetahuan atau wawasan lebih besar dari orang lain. Bahkan kita dianjurkan untuk berbagi ilmu kepada sesama. Sebab, ilmu tak akan pernah habis bila terus menerus dibagikan kepada orang lain. Kerendahan hati manusia akan tampak jika memiliki pengetahuan luas digambarkan oleh peribahasa 'Ilmu Padi, Makin Berisi Makin Merunduk'. 

Aku sangat senang menyaksikan di seantero jagad ini banyak orang yang pintar, tapi kadangkala Aku juga sedih jika menyaksikan orang-orang pintar tidak mengimbangi dengan Ilmu Padi. Aku ingin mengasah kemampuanku dalam menyerap Ilmu Padi agar disaat ujian lebih banyak lulusnya. Keinginan  yang harus dibarengi dengan perbuatan nyata agar aku tau dimana letak kedahsyatan Ilmu Padi yang sebenarnya. Semoga ya pemirsa. Salam sehat dan Semangat🌞πŸ’ͺ

   






Share:

Selasa, 29 Juni 2021

 TULISAN KETIGA DI BLOG KU

MAANGGAMU INSPIRASIKU



Kusibak lembar demi lembar di memoriku beberapa cerita tentang dirimu yang seharusnya bisa kutuangkan melalui goresan tintaku.

Akhirnya kutemukan di ingatanku  satu pengamatan yang mengilik keinginanku untuk mengetahui jawaban dari pertanyaanku tentang gambar yang sekilas kulihat sangat aneh.

"Kebayang nggak sih dirimu dengan tegapnya dan menantang lalu  bergelantungan tanpa busana?" 

Saat itu kuamati dirimu lalu kuzoom supaya Aku bisa melihat jelas kebenaran mataku menterjemahkan dirimu.

"Ups.....Aku menangkap keganjilan dirimu. Ternyata keraguanku tentangmu terjawab sudah", Beberapa temanmu ternyata hasil  editan yang menyerupai dirimu  dan terkesan jumlahmu sangat banyak. Ada yang seukuran dirimu, ada yang lebih kecil, dan ada juga yang besar. "Yes....dengan ilmu ala kadarnya, Aku berusaha mencoba belajar untuk membuat gambar  menyerupai dirimu". 

"Wadawww....Aku lupa untuk mengcrop gambar yang menurutku agak aneh itu!". Lalu Aku mencoba mencari jejaknya melalui internet. Alhasil tidak berjumpa. "Ya sudahlah". Kuganti gambarnya dengan gambar yang dikirim Om Jay.

Pertama yang Aku lakukan agar bisa menambah objek di gambar:

 1. Screenshot gambar yang ingin diedit. 

2. Klik kanan lalu pilih copy

3. Buka lembar kerja (misalnya Powerpoint), klik kanan Mouse di lembar kerja, kemudian klik paste

4. Aktifkan gambar, klik menu format, klik remove background, crop gambar sesuai yang diinginkan,  

    keep changes.

5. Jika hasil tidak sesuai, sebelum klik keep changes bisa melanjutkan mengedit di Mark areas to

    Keep

Akhirnya jadi juga walau gambar tak sesuai dengan yang kulihat saat itu. "Hehehehe". Selamat berkreasi ya Pemirsa. Jangan lupa berbagi ilmu yang bermanfaat untuk sesama pemirsa. 

Semoga Pemirsa dan Keluarga sehat selalu. Aamiin YRA.

Share:

TULISAN KEDUA DI BLOG KU

"Hehehehe". Semoga betul-betul akan menjadi Mantan.
Ketika Aku membaca komen 'Seseorang, di benakku ada rasa menggerutu. "Kenapa sih 'Seseorang' selalu mengirim cerita tentang hal yang Aku kurang suka?". "Apakah di sini tidak ada keindahan atau keagungan yang menarik, yang bisa 'Seseorang' tuangkan dalam goresan tinta ?". Menurutku di sini banyak yang bisa diangkat sebagai bahan cerita untuk pemirsa. 

Ada rasa sedih, geram, dan sedikit marah ketika setiap melihat cerita 'Seseorang' dengan tema yang tidak Aku sukai itu melayang-layang dengan bebasnya di media sosial.

Tapiiiiiii......entah mengapa dan entah kapan hati dan pikiranku mulai melunak dan menerima perbedaan pandangan dengan 'Seseorang' tentang versi cerita yang layak digaungkan ke pemirsa.
Mungkin karena Aku sering meminta kepada Allah SWT disetiap Doa setelah melaksanakan kewajibanku sebagai UmmatNya agar Hatiku, hati suamiku, dan hati anak-anakku dilunakkkan oleh Allah SWT dalam menjalankan aktifitas kehidupan dengan beragam perbedaan.

Lama kelamaan Aku mulai bisa menerima pola pikir  'Seseorang' yang dituangkan dalam goresan tintanya dan  melintas bebas di salah satu media sosial. Tapi sampai saat ini Aku tidak mempunyai keinginan untuk membaca cerita 'Seseorang' jika isi cerita masih dengan tema yang tidak Aku sukai itu. 

Alkisah, gara-gara 'Seseorang' selalu bercerita tentang tema yang tidak Aku sukai, kadangkala muncul niatku untuk menuangkan kata-kataku sendiri  dalam goresan tinta. 

"Ahhhhhhh, teori!". "Praktiknya sih masih di lorong antah berantah".  Terbukti. Hari demi hari berlalu begitu saja. Masih tetap sama. Masih sebagai pribadi yang hanya membaca cerita orang lain sambil berlinang air mata, tanpa mau mencoba untuk menggoreskan tinta.

"Ups....belum terlambat kok diriku sayang!". "Masih banyak waktu terbentang luas, seluas samudera impianmu, harapanmu, dan keinginanmu untuk menuangkan cerita yang engkau sukai diriku sayang".
Akhirnya hati mulai tergerak di episode Belajar Menulis Gelombang 20.
Padahaallll.....dari gelombang satu sudah ditayangkan dengan gamblang dan terbuka untuk siapa saja yang ingin mengasah kosa kata oleh Om Jay melalui grup WA.
"Hehehehe....akhirnya jemariku memulai juga. By...by... mantan diriku yang hanya  duduk manis menikmati cerita orang lain tanpa membuat cerita sendiri. Semoga diriku yang sekarang sudah bisa Move On dengan mantan diriku yang kemarin. Bismillahirrahmanirrahim. Bisa karena Biasa.
Share:

Senin, 28 Juni 2021

TULISAN PERTAMA DI BLOG KU :

GAGAL PAHAM

Beberapa grup WA terpampang di Hpku. Ada yang sangat aktif, ada yang aktif, ada juga yang pasif untuk beberapa saat, bahkan kadangkala satu bulan baru ada komen.

Aku tidak mempermasalahkan begitu banyaknya grup WA di Hp Ku. Aku menikmati cara silaturahmi model terkini.

Salah satu grup WA adalah teman-teman semasa kuliah di Kampung Halamanku, yaitu Jambi. Aku kuliah di UNJA hanya sampai semester lima, setelah itu Aku pindah ke UHAMKA Jl.Limau Kebayoran.

Walaupun Aku hanya kuliah sampai  semester lima di UNJA, tapi Silaturahmiku tidak terputus. Alhamdulilah teman-temanku masih mengingat Aku.

Suatu malam, Kami berbincang-bincang menggunakan beragam bahasa daerah Kami masing-masing. Kami saling kirim komen yang lucu, cerita yang menarik, dan stiker tertawa terbahak-bahak.

Sambil membaca komen teman-teman, terpikir olehku untuk berbagi pengalaman yang dipadukan dengan bahasa Indonesia dan bahasa daerah Jambi dan Kutuangkan di Blog Ku.

“Suatu hari, Aku membutuhkan beberapo pcs barang untuk  berbagi.

Salah satu barang yang Aku butuhkan ado di rak belakang.

Aku jalan ke arah  barang tersebut.

 

-RAK ATAS bertuliskan :

Harga Normal : 26.000

Setelah diskon : 19.500

 

RAK BAWAH bertuliskan :

Minimal Beli 2, gratis Kontainer 1 (duo pcs barangnyo pun lah ado di dalam kontainer).

APO YANG ADO DI BENAK AKU ????

Aku putuskan :  Beli yang ado kontainernyo bae, kan Aku butuh 3 pcs, siso satu biso kupakai πŸ˜‰.

Teng...Teng...Teng..... Satu jam tiga puluh menit  kemudian Aku selesai memilih barang yang dibutuhkan.

Brrrrrrrrrrrrrr......antri di kasir πŸ˜₯

Setelah selesai membayar, sambil berjalan ke arah westafel untuk cuci tangan,  iseng-iseng kubaco struk belanjaan yang cukup panjang.

 

Nahhhh .....???? Kok.....?????😲

Daripada penasaran, mumpung masih di lokasi, alangkah baiknya Aku tanyo ke orang yang tepat tentang  nominal yang ado di struk belanjo yang gagal  Aku terjemahkan dewek.

 

Aku masuk lagi ke supermarket,  trus berjalan menuju Kasir. Tapi yang antri untuk bayar sudah bejibun.

Dak mungkin Aku merepotkan Kasir untuk melayani Aku. Kesian kan????

 

Ku lanjutkan langkahku menuju rak belakang, lalu bertanya ke salah satu karyawan yang sedang menyusun barang di rak tersebut.

Saat Karyawan tersebut Aku tanyo dan Ku tunjukkan struk belanja...... Pertanyaan  pun dak langsung biso dijawab.

Beliau masih butuh waktu untuk menterjemahkan arti diskon dan gratis Kontainer.

Untung bae tadi Aku dak nanyo Karyawan bagian kasir atau pusat informasi yang banyak konsumen yang lagi antri yo kawan! πŸ‘§

Beberapa saat kemudian Karyawan Supermarket tersebut menjelaskan arti tulisan yang terpampang di rak barang atas dan bawah tersebut dengan rinci.

Di akhir kalimat, Karyawan itu bilang : “Biasa Bu, trik dagang supplier”. Aku : “Hemmmm……?????πŸ˜‡πŸ˜Š

Ya sudahlah……kerno barang ni lah Aku beli dan nak Aku njuk ke orang-orang yang ado di catatanku, Aku harus ikhlas.

Aku berangan-angan, Jika suatu saat Aku berdagang, Aku akan memberikan keterangan yang sejelas-jelasnya kepada konsumen agar konsumen tidak Gagal Paham. Keuntungan yang terbesar dan terbaik adalah keuntungan dari Allah SWT.

Doakan angan-anganku menjadi nyata ya pemirsa. Semoga Pemirsa yang membaca Tulisan pertamaku "GAGAL PAHAM" beserta Keluarga diberikan kesehatan dan dilancarkan segala urusan oleh Allah SWT. Aamiin YRA.
Share:

Beranda

BTemplates.com