PANDUAN NASKAH MASUK DAPUR PENERBIT ANDI

 



1. Resume  ke : 11
2. Gelombang : 20
3. Tanggal : 4 Agustus 2021
4. Tema : Menguak Dapur Penerbit Mayor
5. Narasumber : Edi S. Mulyana

Malam ini kuliah ke-11 Pelatihan belajar menulis gelombang 20. Tema kali ini  tentang Menguak Dapur Penerbit Mayor. Narasumber yang akan menyampaikan materi adalah Bapak Edi S. Mulyanta. Beliau akan didampingi oleh moderator Ibu Sri Sugiastuti atau sering dipanggil dengan nama Ibu Kanjeng. Perkuliahan akan dilakukan dalam tiga sesi

1.     📢 Pembukaan

2.     📢 Perkenalan dari narsum

3.     📢  Paparan materi 

Sesuai panduan dari Ibu Kanjeng agar kegiatan malam ini berjalan lancar, baiknya kita berdoa memohon kepada Allah SWT. Semoga doa kita diijabah oleh Allah SWT sehingga kita bisa menyerap ilmu yang akan disampaikan oleh Narasumber. Aamiin YRA. Ada baiknya jika malam ini kita mengenal terlebih dahulu sosok Narasumber hebat melalui link :

https://omjaylabs.wordpress.com/2020/04/22/biodata-edi-s-mulyanta/

Sekilas tentang Bapak Edi yang dapat dibaca melalui link tersebut;
Nama        : Edi S. Mulyanta S.Si, M.T.
Jabatan     : Publishing Consultant Andi Publisher
TptLhr       : Jogjakarta/Tgl Lhr : 24 Mei 1969
Status       : Menikah
Istri           : Retna G.
Anak         : Nindita Saheka Ramadhani
                   Raditya Rizky Duanda (alm)
                   Naditya Tertia Alfarizky
Hobby      : Membaca, Menulis, Olah Raga, Musik
Fb            : https://www.facebook.com/edis.mulyanta
Blog         : www.sobatambyar.com
 
Pendidikan:
S1 Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1994
S2 Magister Teknologi Informasi Fak. Elektro UGM Yogyakarta 2006
 
Riwayat Pekerjaan
-Staff LitBang Komputer PT. Wahana Semarang 1994-2000
-Staff EDP PT. Sanggar Film Semarang 1995-2001
-Lab. Komputer STMIK Proactive Yogyakarta 2001-2002
-Dosen Tamu Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta 2002
-Staff Net Business PT. Bayu Indra Grafika Yogyakarta 2002
-Staff Litbang Penerbitan ANDI Jogjakarta 2003-2004
-Product Development Penerbitan ANDI Jogjakarta 2004-2006
-Biro Penerbitan Buku Umum (PBU) Andi Jogjakarta 2006-2007
-Manager Operasional PBU ANDI Jogjakarta 2008 – 2019
-Publishing Consultant Andi Publisher 2020- Sekarang

Beberapa karya tulis yang membahas tentang tema bekerja di computer sebagai berikut;
📒Lebih Mahir Word 2019, Untuk Penulisan Ilmiah, 2019
📒Lebih Kreatif dengan Adobe Photoshop CS4 2008
📒Corel Draw X4 2008
📒Teknik Modern Fotografi Digital 2007
📒Pengolahan Digital Image dengan Photoshop CS3 2007
📒Menyusun Karya Tulis Ilmiah Menggunakan MS Office Word, 2006
📒Spesial Workshop: Teknik Airbrush Menggunakan Photoshop CS2 2005
📒Menjadi Desainer Layout Andal dengan Adobe InDesign CS 2005
📒Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer 2005
📒Trik & Teknik Profesional CorelDraw 12 2004
📒Kupas Tuntas Ponsel Anda 2003

Jika ingin melihat isi materi buku tersebut, dapat diakses melalui link;
https://scholar.google.co.id/citations?user=tYwUNqsAAAAJ&hl=en&oi=ao

Saatnya kita memasuki ruang kuliah malam ini. Sapaan Bapak Edi malam ini dimulai dengan mengucapkan salam kepada peserta pelatihan yang ada di WAG Gelombang 19 & 20. Beliau melanjutkan sejarah dimulainya karir di dunia penerbitan. Beliau memulai sebagai penulis lepas yang hidup dari menulis buku. Lalu tahun 2001 mulai mengelola penerbitan. Semoga dengan pengalaman yang sangat panjang, dapat menjawab pertanyaan beberapa calon penulis, apakah bisa hidup dari menulis buku?.

Beliau mengatakan bahwa Penulis dan penerbit telah dilindungi undang-undang secara penuh sejak terbitnya UU no 3 Tahun 2017 yag diikuti oleh Peraturan Pemerintah dua tahun kemudian yaitu PP No 75 tahun 2019. UU no 3 juga menjelaskan dengan detail bagaimana proses industri penerbitan dan unsur-unsur yang ada di dalamnya. Di dalam Undang-undang tersebut diatur dengan detail dan kemudin disempurnakan dengan PP No 75 yang lebih detail mengatur proses membuat naskah hingga menyebarluaskannya.

Narasumber juga memberi informasi jika peserta belajar menulis ingin menjadi penulis, sebaiknya pelajari dengan seksama pada peraturan pemerintah No.75, karena dengan PP ini proses penerbitan buku akan mejadi lebih cepat.



Selain membaca pasal-pasal tersebut. Kulakukan browsing untuk membaca Undang-Undang Nomor 3 tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan pada Pasal 11 Paragraf 2 tentang Penulis, Pasal 13 Penulis berhak:

a. Memiliki hak cipta atas naskah tulisannya;

b. Mengalihkan hak cipta atas Naskah Buku karangan atau tulisan yang dimiliki;

c.  Memperoleh data dan informasi tiras Buku dan penjualan Buku secara periodik dari Penerbit;

d. Membentuk organisasi profesi; dan

e. Mendapatkan imbalan atas hak penerbitan naskah tulisannya.

 

Paragraf 8 Pasal 25 Pencetak berhak:

-Mendapatkan akses dan pembinaan dalam berusaha;

-Membentuk himpunan organisasi usaha; dan

-Mendapatkan imbalan jasa atas pekerjaan Pencetakan.


Pasal 26 Pencetak berkewajiban:

-Memiliki izin usaha percetakan;

-Menjaga kerahasiaan dan melindungi Naskah Buku yang dicetak; dan

-Mencetak Buku dengan tiras berdasarkan kesepakatan dengan Penerbit.

Sesuai dengan tema yang akan dibahas pada malam ini yaitu bagaimana penerbit mayor dalam mengelola naskah hingga dapat disebarluaskan ke outlet-outlet dan menjadi sumber pendapatan.Bapak Edi mengatakan bahwa pembagian penerbit mayor dan minor tidak tercantum di dalam Undang-Undang Perbukuan No.3. Pembagian ini muncul secara alamiah. Hal ini bisa dilihat dari alasan berikut ini;

1.  Pembagian antara penerbit mayor dan minor berdasarkan jumlah buku yang dicetak. Pencetakan yang dilakukan oleh penerbit mayor jumlah produksinya lebih banyak dibanding dengan penerbit minor.

2.  Oleh perpustakaan Nasional kemudian digolongkan kedalam penerbit yang berproduksi ribuan dan ratusan yang terlihat dalam pembagian ISBN yang dikeluarkannya.

3.  Dikotomi penerbit mayor dan minor, kemudian terjadi juga di sisi pemasaran bukunya, dimana ada penerbit yang mampu menjangkau secara nasional dan ada yang regional saja.

4.  Hal ini diperuncing lagi dengan pembagian yang dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi di Indonesia atau Kemendikbud DIKTI, yang menjyaratkan terbitan buku harus berskala nasional penyebarannya.

Penerbit yang sudah terlanjur beroplah besar tentu tidak ada masalah dengan hal ini, karena memang skala produksi dan skala mesin produksinya memang sudah terlanjur besar, sehingga untuk memenuhi pasar nasional tidak terlalu sulit. Di era pandemi ini naskah mengalir dengan cukup baik. Hal ini kemungkinan disebabkan banyak calon penulis yang melakukan WFH sehingga banyak waktu untuk melakukan penulisan naskah buku. Sarana pemasaran yang cukup efektif saat sebelum pandemi adalah outlet toko buku. Tetapi di Era pandemi ini ternyata mengubah pola distribusi buku dengan cukup signifikan, hal ini didisebabkan oleh banyaknya toko buku yang ditutup dan sebagian aktivitas di pusat perbelanjaan toko buku dibatasi.

Tuntutan untuk tetap produktif kepada para pengajar baik guru maupun dosen, menjadikan laju naskah baru masih tetap terjaga dengan baik. Yang menjadi kendala adalah justru dipengolahan naskah, mulai dari:

1.  💨Editorial

2. 💨Setting perwajahan

3. 💨Cover

4. 💨Produksi buku cetak

N   Narasumber mengatakan bahwa outlet toku buku fisik banyak terkendala pada kebijakan pemerintah, sehingga secara otomatis proses penerbitan buku menjadi lambat menyesuaikan dengan kondisi output penjualan buku yang melambat. Hal ini terkait dengan diberlakukannya PSBB di beberapa daerah. Outlet yang tertutup menjadikan beberapa penerbit ikut terimbas, sehingga mereposisi bisnisnya kembali. Hal ini berdampak secara langsung ke produksi buku hingga ke sisi penulis buku yang telah memasukkan naskah ke penerbit menanti bersemi di Toko Buku.


StStrategi untuk mengatasi hal tersebut;
1. Pihak penerbit melakukan identifikasi tema yang upto date yaitu naskah yang memuat cerita mengenai virus corona.

2.  2. Melalui database penulis, pihak penerbit mengidentifikasi penulis yang kompeten di bidang ini, dengan cepat meramu materi, dan kemudian launch.

Kesimpulannya adalah kesiapan penulis dalam updating materi tulisannya sebelum dikirim ke penerbit  adalah syarat mutlak agar tulisannya dapat diterbitkan. Saat ini jumlah pencetakan buku menyesuaikan dengan kondisi pasar yang fluktuatif. Hal ini tentunya memberikan kesempatan yang lebih lebar kepada bapak-ibu calon penulis untuk mencoba meamasukan era baru ini, dimana produksi buku akan mengikuti keinginan pasar secara lebih spesifik.

Saat ini Produksi memenuhi permintaan cetak dari 10 eksemplar hingga 300 eksemplar. Range produksi ini menyesuaikan dengan keadaan daya serap pasar yang cenderung mengikuti komunitas dari penulis bukunya sendiri. Di samping itu, Beliau menyampaikan bahwa penjualan online cukup membantu untuk tetap menjaga cash flow dan yang paling penting penerbit Andi mencoba untuk memproduksi buku dalam bentuk digital atau e-book supaya kesempatan untuk terbit menjadi lebih luas. Peserta pelatihan belajar menulis bisa mengunjungi di buku digital.my.id untuk melihat buku-buku digital yang telah diproduksi oleh penerbit Andi.

Pasti muncul pertanyan mengenai trik untuk mempercepat terbit buku. Pak Edi memberikan saran/trik agar penulis naskah mengikuti arahan dari PP 75, yaitu melakukan editing mandiri dari sisi penulis, sehingga akan sangat membantu dalam proses editorial di sisi penerbit. Dengan cara seperti ini, kesemptan ini dapat dimanfaatkan penulis agar dapat mempelajari bagaimana melakukan editing mandiri sebelum diserahkan ke penerbit, sehingga proses penerbita akan dapat dipersingkat.

Tibalah saatnya sesi Tanya jawab antara peserta pelatihan belajar menulis gelombang 19 dan 20 kepada Bapak Edi S. Mulyanta. Pertanyaan Peserta yang terpilih akan mendapatkan hadiah buku dari Ibu Kanjeng.


TANYA

1. Apa yang menjadi Syarat Utama naskah dapat diterima oleh penerbit mayor,

2. Apa yang mendasar  dari segi kelebihan dan kekurangan penerbit mayor dan bagaimana triknya supaya naskah yang kita buat langsung deal....terima kasih banyak sebelumnya

JAWAB  

Syarat utama dalam sebuah tulisan adalh tulisan harus *Baik* dan *Unik*, baik dalam arti pemilihan tema yang menarik dan yang paling penting adalah unik, karena mempunyai hal yang berbeda dengan yang lain dan mempunai nilai kebaruan.

2. Kekurangan penerbit mayor adalah banyaknya naskah yang masuk, sehingga waktu seleksi dan produksi terbebani dengan antrian yang sangat banyak. Untuk dapat deal dengan cepat, semua penerbit mayor akan sangat tertarik jika penulis mempunyai _captive market_ sendiri. Sehingga penulis yang mempunyai massa (guru, dosen, penggiat, artis) menjadi magnet yang cukup menarik untuk dapat diterbitkan karyanya.

Syarat fisik adalah demikian: Buku sebaiknya sudah diputuskan formatnya oleh penulis, dalam arti penulis sudah mempunyai bayangan ukuran buku, ketebalan, dan siapa pembacanya. Struktur buku yang baik, juga sangat menarik editorial untuk memutuskan diterbitkan atau tidak sebuah buku. Dengan struktur buku yang baik, tentu akan memudahkan naskah untuk diolah secara optimal.

 TANYA

Trik untuk bisa menerbitkan di Mayor secara saya sebagai penulis pemula belum banyak pengalaman? apakah penulis pemula ada yg lolos di penerbitan Mayor? mendengar penerbitan mayor sprtinya ada blok kesulitan penerbitan di mayor kenapa y?

JAWAB

Trik yang bisa dilakukan adalah tulisan memang mempunyai tema yang _up to date_ atau mempunyai nilai kebaruan yang baik. Ataupun kalau sebagai _follower_ dari tema buku yang sudah ada harus mempuyai keunikan tersendiri. Hal inilah pentingnya untuk mengamati buku pesaing yang telah terbit, kita bisa mencari kelemahan buku tersebut degan menuliskan dari sisi lain.

Banyak penulis pemula yang lolos kok, terkadang memang memanfaatkan _captive market_ tadi atau menguasai massa sehingga penerbit dapat dengan percaya diri menerbitkan dan memasarkan buku tersebut karena berbagi data dengan penulis.

Penerbit mayor terkadang banyak naskah yang menjadi pilihan sehingga diafragma pemilihan naskah menjadi semakin kecil untuk memilah dan memilih buku yang akan diterbitkan. Sebagai penulis pemula sebaiknya menggandeng penulis yang lebih senior untuk dijadikan mitra penulisan, untuk mengangkat nama penulis pemula. Bisa menggunakan trik meminta *Kata Pengantar* atau meminta *_Comment_* yang dapat ditampilkan di cover buku atau back cover buku.

 TANYA

1. Biasanya berapa lama proses penerbitan sebuah buku dari mulai menyerahkan naskah hingga terbit?

2. Untuk tulisan dalam bahas Inggris/ bahasa asing apakah penerbit mayor memiliki editor khusus?

3. Jika naskah buku berbahasa asing apakah harus melampirkan bukti tertulis bahwa buku sudah di proof reading oleh ahli?

JAWAB

1. Proses penerbitan standar dengan rerata antrian: Penilaian 3 minggu, Editorial 3 Minggu, Setting Perwajahan dalam buku paralel dengan Cover buku 3 minggu, Proses cetak 3 minggu, dan terakhir distribusi 1- 2 bulan.

2. Kami memiliki editor khusus untuk bahasa Inggris, walaupun editorial yang dilakukan adalah hanya dari segi kebahasaan dan struktur buku.

3. Kami tidak mensyaratkan proof reading oleh ahli, akan tetapi sebaiknya memang melampirkannya.

TANYA

Mohon infokan kepada kami

1. trik/strategi yg paling mendasar agar karya kami tembus ke penerbit Mayor.

2. Genre seperti apa yang mudah diterima pasar,dan menjadi prioritas diterima karya tsb di penerbit ANDI.

JAWAB

1. Trik utama, gandeng penulis lain untuk memroduksi buku. Skala kecil dahulu tidak ada masalah, yang penting _captive market_ bisa dijadikan tumpuan awal. Tulis berbarengan, sehingga pembiayaan buku menjadi lebih ringan, kemudian usulkan proposal naskah ke penerbit, dengan menawarkan _captive market_ tersebut.

TANYA

Saya mau bertanya,  apakah novel mempunyai peluang yang cukup besar dan jika kita mengusung tema tentang kekuasaan dan konflik pada masyarakat kecil apakah bisa menciptakan captive market tersendiri?

karena melihat kondisi buku- buku mengenai covid 19 dan segala sesuatu yg melekat padanya menjadi topik hangat dalam pembuatan buku saat ini.

JAWAB

Novel saat ini yang masih menarik dan stabil penjualannya adalah _roman_ percintaan, _happy ending_, dan horror. Tema-tema kolosal, tema intrik dan konflik, pada dasarnya kurang diminati, kecuali konflik kolosal imajinatif masih diminati walaupun nulisnya cukup susah bagi penulis.

Tema-tema covid ini terlihat _wait and see_ bagi penerbit karena jangan-jangan peristiwa ini hanya sesaat. Memang cukup membingungkan hal ini, pada awal covid, buku-buku kami bertema covid, makanan sehat, imun, dan kajian ilmiah covid cukup baik di pasaran. Tapi hanya sesaat, kemudian melandai. Saat terjadi gelombang Covid Varian Delta, tampaknya masyarakat sudah lelah dengan covid, sehingga buku covid justru malah menurun penjualannya.

1. Jumlah halaman sebaiknya antara 75-150; ukuran A4; spasi 1,5; huruf times new roman 12. Ketebalan buku menentukan ukuran punggung buku, sehingga dapat diberikan penanda judul buku di punggunb buku. Jika terlalu tipis, punggung buku tidak bisa diberikan penanda judul buku. Toko buku biasanya tidak menghendaki buku terlalu tipis, karena susah men _display_ di rak buku.

2. Lama terbit memang tergantung, kalau POD dan dananya ada biasanya lebih cepat dibanding dengan reguler yang dibiayai sendiri oleh penerbitnya.

3. Penerbit akan memberikan Surat Perjanjian sebelum dicetak massal, kemudian setelah buku diproduksi, buku akan dikirimkan sampelnya ke penulis.

4. Penerbit mempunyai _kokpit_ untuk mengawasi tingkat daya serap di pasar. Biasanya dilaporkan oleh toko buku bahwa buku tersebut masuk di rak _Diminati_ atau di _Best Seller_ Dan akan lebih terlihat saat pembayaran royalty buku. Ada standar perhitungan tertentu dari penerbit, yang dapat menentukan buku ini diminati atau tidak.

TANYA

Kendala seorang penulis setelah menerbitkan buku adalah menjualnya.

Bagaimana pengalaman pak Edi saat jadi penulis untuk menjual hasil karyanya sehingga akan terus eksis menulis

JAWAB

Ini contoh buku saya yang masih eksis hingga saat ini. Buku yang saya tulis tersebut menjadi rujukan dari mahasiswa, peneliti, atau penulis yang lain sehingga berimbas pada pasar buku yang masih terjaga dengan baik, walaupun buku sejenis sudah banyak menyainginya. Rajinlah memberikan definisi, pengertian, penjelasan supaya dirujuk oleh penulis lain. Sebagai contoh di buku saya menyebutkan definisi file.. akhirnya definisi tersebut dipakai oleh semua orang.. nama kita tercantum di setiap pencarian file

 TANYA

1. Mohon maaf , jika kurang sopan, bagaimana tentang royalti bagi penulis?

2. Adakah pernah naskah gagal/ penjualan tdk sesuai ekspektasi ..aoa berdampak bagi penulis ( dalam dunia penerbit mayor)

JAWAB

1. Royalty penulis adalah 10% dari harga buku yang dikeluarkan oleh penerbit. Akan dibayarkan setiap 6 bulan setelah tanggal terbit dan selanjutnya sampai buku tersebut habis terjual

2. Tidak ada dampak ke penulis, karena penerbit sudah menanggunkan risikonya untuk memutuskan penerbitan buku dan pemasarannya. Kami tidak pernah mem _black list_ penulis gegara buku tidak laku.

Dalam memutuskan buku terbit atau tidak adan unsur _gambling_ di dalamnya walaupun telaah data penting untuk menghindari risiko buku tidak laku.

Komentar

  1. Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Terimakasih Pak Basroni. Salam sehat dan tetap semangat Pak.

      Hapus
  2. Selalu menyajikan tulisan yang baik enak di baca komplit..sukses bu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Pak Wawan. Sukses selalu buat Pak Wawan 🙏

      Hapus
  3. Terimakasih Mom. Semoga dirimu sukses selalu

    BalasHapus
  4. wah.. detail UUnya... bikin penulis jadi tambah melek.. sangat informatif dan menginspirasi, bu... Tetap semangat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Mom.
      Sedang berusaha untuk menyisipkan sesuatu yang dikutip dari proses berselancar

      Hapus
  5. Selalu dengan tampilan yang paling eye catching. Resume rapi dan lengkap ditambah tampilan yang menarik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Mis.
      Masih mood di fashion yang seperti itu.
      Belum bisa belajar lebih banyak lagi untuk perubahan yang lebih baik

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANGKA KREDIT BUKU BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

MENULIS AUTOBIOGRAFI

TEMPE DI BM GEL.20