Jumat, 13 Agustus 2021

PERLUNYA PROOFREADING NASKAH

 

1. Resume ke : 15

2. Gelombang : 20

3. Tanggal : 13 Agustus 2021

4. Tema : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

5. Narasumber : Susanto, S.Pd

6. Moderator : Maesaroh

Semakin hari, semakin padat dengan kegiatan yang waktu waktu karena deadline. Kadang-kadang muncul rasa membosankan karena otak dipakai untuk memikirkan hal-hal yang harus mendapatkan hasil yang maksimal. Walau demikian, untuk kegiatan pelatihan menulis akan kusempatkan  menyimak materi dari awal hingga akhir. Malam ini adalah materi ke-

Materi malam ini bertema Proofreading sebelum menerbitkan tulisan yang akan disampaikan oleh bapak Susanto, S.Pd. Beliau akan didampingi oleh Ibu Maesaroh sebagai moderator. Narasumber hebat  bernama Susanto, S.Pd atau akrab disapa dengan sebutan Pak D Susanto. 

👉 Nomor HP/WA : 081373353014

👉 Alamat blog pribadi : www.blogsusanto.com

👉 Akun media sosial :

👉 Facebook: https://www.facebook.com/Susantomusirawas/

👉 Twitter: @antok_eni

👉 Instagram: @susanto_eni

Kuliah malam ini, dibagi menjadi 4 segmen:

1. Pembukaan

2. Penjabaran materi (19.00-20.00 WIB)

3. Sesi Tanya Jawab (20.00-21.00WIB)

4. Penutup (21.00-selesai)

Untuk memulai segala sesuatu alangkah baiknya dimulai dengan doa agar kegiatan dapat membuahkan hasil yang maksimal. Semoga materi malam ini banyak membantu untuk menentukan langkah-langkah sebelum mengirim naskah ke penerbit agar naskah lebih cepat diterbitkan.

Kalimat yang sangat padat dan penuh makna yang disampaikan oleh Bapak Susanto adalah :

👀 Swasunting dilakukan setelah selesai menulis

👀 Jangan menyunting sambil menulis

👀 Fokus penyuntingan pada kesalahan penulisan, ejaan, kata baku, aturan penulisan, dan logika cerita.

👀 Harus kejam pada tulisan sendiri

 ðŸ‘€ Berpegangan pada KBBI dan PUEBI. 

Beberapa teman beliau meminta agar bersedia menjadi proofriding untuk naskah mereka sebelum dikirim ke penerbit, di antaranya:

📒 Kunci Sukses Menjadi Moderator Online (Aam Nurhasanah), Desember 2020.

📒 Patidusa Pujangga Wiyata, Antologi Puisi Nusantara Bergema (Aam Nurhanasa, dkk), Januari 2021.

📒 Bait-bait Kerinduan, Antologi Puisi Ungkapan Rasa Rindu (Rofiana, S.Pd., dkk), Maret 2021, Januari 2021.

📒 Haru Biru Perjalananku, Catatan Perjalanan Tugas Kepala Sekolah Daerah Terpencil dan Satu Atap (“Ambu” Tini Sumartini), Maret 2021.

📒 Merajut Goresan Tinta Berbuah Karya (Herni Sunarya Banah, S.Pd.), Maret 2021.

Purwakarya Literasi, antologi peserta Gel 18 (2021)

📒 Membongkar Rahasia Menulis ala Guru Blogger (Bersama Bu Noralia Puspa Yunita dkk), Juli 2021

Proofreading atau kadang disebut dengan uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan, tujuannya adalah untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut. Ketika "sedang" menulis, muncul keinginan agar tulisan ini harus sempurna. Sehingga, muncul kehawatiran: nanti tulisan jelek, tdak layak baca, banyak kesalahan ejaan, kalimatnya tidak pas, dan sebagainya. Akhirnya terjebak untuk segera memperbaiki.Oleh karena itu, kegiatan ini sesungguhnya adalah kegiatan akhir setelah tulisan diselesaikan. 

Dalam proofreading, memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks yang dimaksud adalah memeriksa kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata.Tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca, ya.Seorang proofreader juga harus memastikan bahwa tulisan yang sedang ia uji-baca dapat diterima oleh logika dan pembacanya.

Jadi, ia harus dapat mengenali apakah sebuah kalimat efektif, struturnya sudah tepat atau belum, hingga memastikan agar substansi dapat diakses dengan mudah oleh pembaca.Anda yang jago bahasa asing, jika mendapatkan tugas untuk menguji-baca sebuah teks terjemahan. Output yang dihasilkannya adalah sebuah teks yang mudah dijangkau oleh orang yang tidak mengetahui bahasa teks terjemahan tersebut.Jadi, apa kesimpulannya?Tugas seorang proofreader adalah untuk membuat teks mudah dipahami dan tidak lepas dari awal.

Lalu apa bedanya dengan editing?

Editing lebih fokus pada aspek kebahasaan, sedangkan proofreading selain aspek kebahasaan, juga harus memperhatikan isi atau substansi dari sebuah tulisan.Jadi, proofreading tidak memeriksa tanda baca atau ejaan, tetapi juga logika dari sebuah tulisan, apakah sudah masuk akal atau belum.Ada juga yang berpendapat:

Pengeditan merupakan proses yang melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa, sedangkan proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi.

Jika kita diminta menjadi proofreader tulisan orang lain, proofreader bersifat netral.Seorang korektor akan menilai karya secara objektif.

Bagaimana langkah yang diambil ketika menjadi proofreader?

Ia akan bertindak sebagai seorang “pembaca” dan menilai apakah karya penulis sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit. Harapannya, setelah melewati tahapan proofreading, karya sang penulis bisa lebih mudah dipahami pembaca.

Bagaimana melakukanProofreading?

➰ Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit

➰ Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI

➰ Konsistensi nama dan ketentuan

➰ Perhatikan judul bab dan penomorannya

Jika Anda seorang blogger.

Menghindari kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. 

Meskipun blog itu milik pribadi dan bebas, pembaca Anda juga harus diperhatikan. Tidak ada kesalahan penulisan (typo) akan membuat pembaca nyaman.

Kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya.

Cara mudah untuk memeriksa tulisan.

1. Baik di Ms Word maupun di blog, biasanya melakukan pencarian dengan menekan tombol CTRL bersamaan dengan tombol huruf F (CTRL+F). 

2. Lalu, ketikkan misalnya tanda "," (tanda koma)

3. Maka muncul highlight teks dengan warna kuning. 

4. Setelah itu kita periksa apakah ada kesalahan atau ada spasi antara kata dengan tanda koma. 

5. Hal yang sama lakukan pada tanda baca lainnya. Jika hal ini kita lakukan maka pos blog menjadi bersih dari kesalahan pengetikan.

6. Kesalahan kecil lainnya yang biasa dilakukan adalah penulisan di- sebagai awalan dan di sebagai kata depan. Saya pribadi selalu “terganggu” jika "kesalahan kecil" ini ada dalam tulisan. Oleh karena itu perlu sedikit keterampilan untuk membedakan keduanya. Jika kata yang mengikuti di adalah verba atau kata kerja maka di ditulis serangkai dan kata itu ada bentuk aktifnya yaitu jika diberi imbuhan me-. 

Aturan ejaan lainnya yang ada dalam PUEBI wajib kita pahami. Meskipun blog tidak mensyaratkan bahasa yang baku (kan suka-suka penulisnya) tetapi minimal wajib tahu dan menerapkan aturan-aturan yang dicontohkan. Kita cinta Bahasa Indonesia, ‘kan? Sebelum dipublikasikan, kita lihat di pratinjau (preview) lalu jika ada kesalahan, pada draf kita tekan tombol CTRL+F  lalu melakukan proses perbaikan tulisan.

Kadangkala ada tulisan yang sudah bagus, uraian sesuai tema, struktur bahasanya bagus, kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang, tetapi terjadi kesalahan dalam meletakkan tanda koma atau tanda baca lainnya.

Ada juga tulisan yang masih "kacau" dari segi struktur, misalnya karena kalimatnya berupa kalimat majemuk yang terdiri dari banyak sekalai kalimat tunggal, maka proofreader harus bisa memanngkasnya dan menjadikannya kalimat yang mudah dipahami. Tentu substansi dan maksud penulis tidak berubah.

Contoh sederhana proofreading:

Teks asli

Membuat cerita fiksi memang sedikit berbeda dengan cerita non fiksi. Tetapi cerita non fiksi dapat disampaikan dengan gaya cerita fiksi agar lebih menarik. Tentu sepanjang tidak bertentangan dengan aturan penulisan karya non fiksi yang telah ditentukan, seperti makalah ilmiah, laporan penelitian, dan sejenisnya.

Teks Perbaikan

Membuat cerita fiksi memang sedikit berbeda dengan cerita nonfiksi. Tetapi, cerita nonfiksi dapat disampaikan dengan gaya cerita fiksi agar lebih menarik. Tentu sepanjang tidak bertentangan dengan aturan penulisan karya nonfiksi yang telah ditentukan, seperti makalah ilmiah, laporan penelitian, dan sejenisnya.

Dalam KBBI:

non (adv) tidak; bukan: nonaktif; nonberas. anda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara). Misalnya: Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup. Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya. Jadi, jika saya melakukan proofreading saya menggunakan Alat Bantu, yaitu:

1. puebi daring

2. kbbi daring

Tibalah saatnya Sesi Tanya Jawab oleh Peserta pelatihan dengan Narasumber. Berikut tanya jawab tentang materi malam ini: 

TANYA
Setiap saya lakukan edit tulisan sebelum publikasi selalu ada saja perbaikan, kalau diedit terus bisa lama untuk publikasi.  Bagaimana  cara edit yang efektif agar tulisan kita sudah standar EYD dan aturan penulisan ?
JAWAB
Mengedit jangan segera begitu selesai. Endapkan dulu, beberapa saat. Cara edit yang efektif, pahami aturan dasar: Struktur, minimal ada S-P. Aturan Huruf kapital, aturan tanda baca, aturan pemenggalan kata, dsb.

TANYA
Apakah tulisan yg dikirim ke penerbit harus diproofreader dulu ataukh di penerbit ada bagian tugas ini?
JAWAB
Pada penerbit ada petugas, dan kata Pak Joko Penerbit ANDI, kalau tidak salah, unsur ejaan porsinya hanya 10% pada penilaian naskah.
Tetapi, jika tidak dilakukan proofreading, siapa tahu banyak kesalahan yang menyebabkan editor penerbitan malah memberi skor kecil bagi tulisan kita.
Jika tidak mampu melakukan proofreading sendiri, bisa meminta tolong jasa proofreader profesional.
Biayanya bervariasi, menurut salah satu situs penyedia jasa proofreader yang saya ketahui.

TANYA
Ada sesuatu yang menarik yg td dikatakan oleh Bapak  Nara sumber tadi yaitu
" Editing lebih fokus pada aspek kebahasaan, sedangkan proofreading selain aspek kebahasaan, juga harus memperhatikan isi atau substansi dari sebuah tulisan.
Jadi, proofreading tidak sekadar menyoroti kesalahan tanda baca atau ejaan, tetapi juga logika dari sebuah tulisan, apakah sudah masuk di akal atau belum.
Ada juga yang berpendapat:
Pengeditan merupakan proses yang melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa, sedangkan proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi." 
Dari 2 pendapat itu agak sedikit membingungkan. Pertanyaan nya:
1.Profesi mn sebetul yg mempunya kapasitas besar dalam penyempurnaan sebuah buku sebelum dipublikasikan?  
2. Apakah sebuah penerbit buku perlu memiliki editor dan proofreading sebagai penyempurna isi dari sebuah buku yg akan dipublikasikan?
JAWAB
Pendapat pertama, alasannya karena istilah proofreading diterjemahkan sebagai "uji baca", maka mencakup kegiatan editing di dalamnya. Yang kedua membedakan substansi. Profesi mn sebetul yg mempunya kapasitas besar dalam penyempurnaan sebuah buku sebelum dipublikasikan?  >> Proofreader. Tetapi ketika di perusahaan penerbitan, biasanya dinamakan editor.

TANYA
1.Pak D . Sebagai proof reader pernahkah menemukan kendala dengan hasil proofreadingnya atau proses saat proofreadingnya. Boleh dibagi kendala terbesar dalam proofreading. 
2. Proofreader memang harus jeli dengan struktur kalimat kata dan frase dalam tulisan. Tapi apakah akan merubah kekhasan penulis jika kita merestruktur kalimat.? 
Kadang ada penulis yang sengaja menempatkan tanda baca atau kata yg "nyeleneh" Secara struktur bahasa
JAWAB
Kendala tanda baca / punctuation sepertinya tidak ada karena saya pakai alat CTRL+F dan PUEBI.
Yang terbesar adalah struktur kalimat. Apakah akan merubah kekhasan penulis jika kita merestruktur kalimat.? 
Kadang ada penulis yang sengaja menempatkan tanda baca atau kata yg "nyeleneh" Secara struktur bahasa >> Jika itu kalimat majemuk yang pajaaaaaaang, kita penggal menjadi beberapa kalimat tunggal, tidak akan mengubah ide pokok

TANYA
Apakah untuk pengeditan kata juga bisa menggunakan kontrol F. Seperti yang dicontohkan Bapak pada penulisan tanda baca
JAWAB
Ini di blog ya maksudnya.
Jika yg dimaksud adalah pengeditan kata atau kalimat, misalnya ketika kita baca kok janggal atau keliru, Kata itu kita kopi, kembali ke draf lalu kita cari pada kolom yg tersedia setelah mengetik CTRL+F, pasti ketemu tuh. Jika pada naskah Word, ya langsung saja kita baca lalu ketemu kata yang salah ketik, betulkan.

TANYA
Pertanyaan: Sering dijumpai paragraf dalam tulisan yang terdiri hanya 1 atau 2 kalimat. Bukankah dalam 1 paragraf harus terdiri dari Kalimat utama dan kalimat pendukung? Mohon penjelasannya.
JAWAB
Mungkin lebih tepatnya, dalam satu paragraf harus terdiri dari satu ide pokok seperti pelajaran kelas 6 tema 1 subtema 1.
Jika satu kalimat sudah mewakili ide pokok yang hendak disampaikan, mengapa tidak?

TANYA
Seorang profreading tdk hanya memeriksa ejaan, ttp kebenaran dan kelengkapan isi. Bagaimana etika profreading agar pembenaran yg dilakukan justru membuat isi yg dimaksud penulis jd berbeda. Apakah ketika prodreading mengubah kalimat atau menambah atau membenahi si bidang isi hrs menyampaikan ke penulis asli?
JAWAB


Nah, prosesnya kira-kira seperti itu, ada pendapat dari proofreader utk diajukan kepada penulis. Jadi, komunikasi dengan penulis juga perlu, karena ketika mjd P-R dia ada kontak dengan penulis.

TANYA
1. Ketika swasunting biasanya kita sudah merasa bena dr dan sudah terbaik. Tapi ketika orang lain baca ternyata dari cara penulisan dan POEBI tulisan kita banyak salah. Untuk meringan kan para editor apa yang harus menjadi bekal bagi penulis ketika dia mau edit tulisannya?
JAWAB
Bapak sebagai penulis adalah pemain bola yang menggiring bola ke gawang kadang tidak tahu di depan ada pemain yang hendak menjegal. Kami penonton di kejauhan tahu benar ke mana bola harus ditendang. Demikian pula menulis, jadi perlu orang lain untuk ikut membaca. 

Berikut Tip and Trik yang diberikan oleh Bapak Susanto.
Untuk meringankan para editor apa yang harus menjadi bekal bagi penulis ketika dia mau mengedit tulisannya?
👉 Pahami struktur kalimat
👉 Pahami PUEBI
👉 Buka KBBI jika ragu dengan kata-kata tertentu. 
👉 Mempelajari PUEBI yang tebal, kadang membosankan. maka saya buat flyer untuk memudahkan belajar dan mengingat.
👉 Kita tidak mungkin menguasai segalanya, hanya orang-orang tertentu yang ditakdirkan memiliki kompetensi: penulis, proofreader, editor, sekaligus. Berbahagialah Anda yang memiliki talenta ketiganya. 
👉 Namun setidaknya sebagai penulis memiliki keterampilan minimal sebaga penyunting tulisan sendiri, agar calon pembaca kita memahami apa yang kita maksudkan dalam tulisan. Kalimatmu jangan panjang-panjang, ushakan maksimal 20 kata saja.


Share:

12 komentar:

  1. Ibu penuh warna dengan emoticon, jadi semakin menarik sj ini

    BalasHapus
  2. Selalu paling outstanding resumenya. sukaaa

    BalasHapus
  3. MALAM INI MALAM YANG HAMPIR SAJA TIDAK ADA KEINGINAN UNTUK MENGIKUTI SESI MATERI.
    Tapi Aku tidak mau terus memikirkan PR🤭🤭.
    Akhirnya.....ya sudahlah....ala kadarnya saja.

    Semangattttttttt terus buat Mom Ani, Mis.Phia, and sahabat seperjuangan gelombang 20.

    BalasHapus
  4. MAAFKAN AKU YANG BELUM SEMPAT MAMPIR DI RESUME KE-14.
    Semoga Sahabat seperjuangan sukses selalu. Aamiin YRA.👑

    BalasHapus
  5. Wow Bu Kren. Mantap . Resume yg singkat padat jelas

    BalasHapus
  6. Ini mah lengkap dan unik...eye catching . Cerdas Bu Asia...

    BalasHapus
  7. warna merona menggoda dan memikat pembaca..

    BalasHapus
  8. Lengkap hingga kepertanyaan ya bu...

    BalasHapus
  9. tulisan yg lengkap dan informatif, tampil beda dgn warna teks yg menarik. keren, bu..

    BalasHapus
  10. Terimakasih Sahabat seperjuangan. Semoga sehat dan sukses selalu. Aamiin YRA.

    BalasHapus

Beranda

BTemplates.com